scient

scient
aboutz meE

Rabu, 11 Agustus 2010

hanya seonggok kisah romadhon

Bismillahirrahmaanirrahiim,,,
Cerita kawanku pada burung elang di senja hari…

Ramadhan, 1429 H
Nikmatnya teh saat kulihat tegukan perlahan sesekali memejamkan mata nyai penunggu kebun teh dibandung selatan. Menurutnya meneguk the sesekali memejamkan mata adalah hal terindah yang pernah ia terapakn pada tamu-tamu didaerahnya. Namun saat ditanya filosofinya nyai itu langsung mengalihkan pembicaraan. Sesekali senja aku malu bertatap denganmu dengan hawa sejuk nan kabut menyeliputi langit aku pun ragu mengapa adzan tak berkumandang disni?, usik batinku, usai membatalkan puasa lewat radio yang kudengar melalui headset, akhirnya akupun berbuka dengan the buatan nyai tersebut.
Aku seorang mahasiswa yang sedang menggarap skripsiku ditanah bandung selatan khususnya didaerah kebun teh. Sehari-hari kerjaan ku hanyalah menggali informasi sebanyak-banyaknya mengenai kebenaran informasi dosen pembimbingku. “ kristenisasi akbar 15 tahun lalu”.
Nyai itupun mengajakku di kediamannya yang tak jauh dari saung yang kita hinggapi saat berbuka dengan the hijau buatan nyai, kabut senja membuat ku semakin betah berlama-lama disini, akupun bertanya “nyai kok disini sepi, “akrabku padanya saat berjalan menyusuri bukit kecil di samping rumah nyai. Sebentar lagi kita sampai nduk, jawabanku tak digubrisnya, akupun semakin aneh dengan kondisi dikampung ini, rumah yang begitu asri, sekitar 35 anggota keluarga menghhuni kampung ini, tapi tak seorang pun yang keluar dari rumahnya untuk menunaikan sholat magrib. Nyai itupun berhenti, disebuah rumah hijau dengan kebun yang begitu indah, “ini rumah pak RT nanti pagi kau harus bertandang dan melapor, dan kau boleh bermalam dirumah nyai”. ucap nyai dengan tegas. Masih diperjalanan,,, akupun bercerita mengenai tujuanku berada disini, dan nyai pun hanya menjawab seadanya. Ohya nyai tinggal dengan siapa? Ucapku saat sampai dipelataran rumahnya yang begitu megah, dengan khas jawa barat. “Nyai sendiri, sebatang kara, sudah nyai mau istirahat dulu”.
Akupun langsung menuju kamar mandi dan berwudlu, lalu mencari mata arah kiblat. Saat sujud terakgir maggribkkku itu serasa seseorang memperhatikanku daribalik kayupintu, usiiku saat melipat mukena,,,
Nduk, mari makan, ajaknya dengan lembut, ” nyai saya ingin sholat tarawih disini, musola atau masjidnya dimana ya? Perlahan nyai itupun hanya diam, setelah itu matanya langsung mengarah kesebuah foto hitam putih seorang nyonya muda berseragam putih seperti dokter. ” disini ada musola kecil, ditaman dekat tempat tidurmu, sholatlah kau disitu, tidak baik keluar malam saat jam 8,” ucapnya tak mengizinkan akuuntuk keluar dari rumah nyai. ” baik nyai, maafkan saya, oya sepertinya nyai senang melihat foto didinding itu sipakah dia nyai? Ucapku saat mulai makan. ”nanti saja kuceritakan, sekarang kau solat dulu”. Nyai itu pun langsung meninggalkan meja makannya dan langsung menuju kamarnya yang begitu besar dibanding dengan kamar lainnya, aku merasa tidak enakhati dengan nyaiitu, usaiku membereskan meja makan langsung ku ambil air wudlu, dan aku berniat untuk meminta maaf pada nyai, akupun menuju kamarnya, tak sengaja kumelihat beliau sedang sholat tarawih seorang diri, seketika sembari memandang foto anaknya yang persis berada didinding ruang makan, akupun langsung memutar arahku dan mengurungkan niat untuk meminta maaf.
Beberapa saat kemudian, saat ku tutup Al-Quran yang telah kubaca, tepat jam 10 malam, aku pun tak sengaja melihat album tua dipojok lemari hitam besar, aku melihat nyai ketika muda berseragam hijau, dengan anaknya yang persis difoto kamarnaya nyai, ”ya ampun cantik sekali, gadis ini berkerudung merah marun gaya 90-an, ternyata dia seorang dokter desa dikampung ini. Tapi mengapa difoto ini tidak dikunci seperti album lainnya, ? bisikku perlahan. Dari album tersebut ada sebuah potongan kecil media massa, tahun 1992 tulisannya sudah dimakan usia, akupun beralih dari lemari tersebut dan siap melanjutkan skripsiku ditengah malam.
≈≈≈
batinku berkecamuk, mengapa tak ada suara saypan surga didaerah ini, apa didesa ini tidak ada pengeras suara? Hanya sekedar bedug? Bahkan aku seperti jauh dari bau surga ditempat ini, yaAllah begitu mudahnya ketika kebaikan ditegakkan ketika dalam kondisi kebenaran, begitu susahnya menegakan kalimat bahkan suara sayupan surga melalui pengeras suarapun tak kudengar, apa batinku yang sudah tertutup luka hingga tak bisa mendengar sayupan adzan ketika solat tiba, membangunkan orang-orang ketika sahur? Tradisi budaya yang sudah rapuh ditengah ketenaran keun teh di bandung selatan, tapi mengapa???, ” akupun langsung memegang telpon gewnggam dari kasur. ”assalamualaikum? Nisa ini aku, raihana, bagaiman keadaan mu di padang? Rampungkah skripsimu? Tanyaku perlahan takut nyai terbangun. ” wa’alaykumsalam, alhamdulillah baik, kok sudah bangun, masih jam 2 pagi ukhti,,, ya skripsiku sebentar lagi selesai, ayo semangat kawan. Bagaimana di bandung?, ” ehm,, aku bingung nis, banyak problem yamg harus kuselesaikan dikampung ini, nyesel juga mengapa aku memilih proyek dari dosenku ini untiuk mengambil skripsi dengan judul ini, aku tak sanggup lama-lama tinggal dikampung ini, ya walau barusehari, tapi lingkungan disini sungguh misterius, sepi, tidak ada adzan, tidakada pemberitahuan sahur,berbuka, .. kamu kan tau sendiri aku saja baru sadar arti islam seperti apa nis? Subhanallah, Allah akan menguji suatu kaum dengan kemampuan hambanya , ana yakin ukhti pasti bisa melewatinya dengan baik, dengan ridho Allah tentunya, sebutlah sebanyakNya asma Allah ya reih..., ingat juga cita-citamu untuk bisa kuliah di jepang karena skripsi yang bagus, inginkan? yaudah ana harus menyiapkan sahur untuk bapak. Assalamualaikum?, walaykumsalaam, ia nis makasih atas segala nasihatnya.
Ketukan pintu kecil telah kudengar, akupun bergegas keluar dari kamar, kulihat hidangan sahur sudah tersaji dimeja makan, tanpa nyai berada dikursi terdepan, akupun memanggil nyai, ” nyai mari kita sahur bersama?, silahkan nyai sudah sahur, dan jangan lupa hari ini kau harus bertandang ke rumah pak RT, tapi nyai tidak akan menemanimu nduk, nyai ada kunjungan dari padang,” ” baik nyai terimakasih atas kebaikannya.
Hawa pagi menyegarkan seluruh tubuhku, akupun berniat untuk berolahraga pagi disekitar kampung ini, tepat setelah adzan yang kudengar dari radio dan sholat subuh. Kamera dan tas ransel kecilpun tak lupa menemaniku sambil berolahraga pagi, begitu indah pemandangan disini, jauh dari modernisasi, dan misterius setelah peristiwa bubarnya kristenisasi 25 tahun lalu. Akupun melanjutkan lari p agi ku dan berniat sesekali melihat bangunan yangberujung bulan dan bintang diatasnya ya musola/masjid.
Tepat sekali dihadapanku adasebuah musola kecil, yang sangat usang, seperti bangunan yang sangat tua yang tak pernah direnovasi. Sungguh antik aku langsung mengambil kamera dari punggung tasku, dan jepret memuaskan. Akupun langsung menuju kawasan indah lainnya yang belum terjamah oleh investor asing untuk dijadikan lahan bisnis daidaerah ini. Sungguh asri didesa ini, dibawah tanah yang kuinjak ini, ada sebuah lahan air terjun yang masih murni, anak-anak kecil bermain dengan senangnya ingi rasanya seperti anak-anak tersebut, hemh, mau dikemanakan jilbabku ? ucapku sendiri. Jepret. Dapat gambar lagi like this.
Di hari puasa yang ke 17 ini, aku mau pergi kepasar dan membeli bahan kolak , aku sudah kangen,.. ” pak maaf mengganggu, kalo pasar disini dimana ya pak? ” owh memangnya situ maubeli pa?, begini pak dihari puasa yang ke 17 ini saya ingin sekali membeli kolak untuk berbuka, kira-kira ada kan pak? Ucapku sumringah., maaf dek pasar disini tidak menjual bahan kolak atau sejenisnya untuk berbuka, kalo mau beli tepat setelah sahur sekitar jam 4, ketika orang-orang masih berada dirumahnya. ” permisi ya dek, bapak maukesawah dulu, bapak itupun langsung meninggalkan ku dengan setengah berlari, seperti ketakutan melihatku.
Langqakh gontaiku terus kulangkahkan dan menuju kediaman pak RT yang masih sepi. ”assalamualaikum” , siapa” saya pendatang pak, nama saya raihana dzawaata Afnan dari universitas di yogyakarta”. Tiba-tiba seorang ibu muda keluar dam membuka pintu, silakan masuk, akupun duduk dikursi yang begitu antik, sebentar saya panggilkan suami saya dulu, ” pak ada tamu dari yogya”, pak RT itupun keluardari kamarnya, dan langsung menyambut baik kedatanganku kemari. Setelah berpanjang lebar bercerita tujuannya mengunjungi desainipun diterima oleh pak RT dengan beberapa syarat seperti tidak boleh menyiarkan agama islam maupun agama apapun, kata beliau diwarga sini semuanya sudah beragama, mohon tidak mengusik,. Pak RT pun bercserita bahwa disini ada 15 keluarga yang beragama kristen, dan 15beragama islam, pak RT hanya menjelaskan itu, dan sepertinya pak RT mengetahui tujuanku kemari yakni mendapatkan info mengenai kristenisasi akbar ditahun 1985, akupun diajak menyusuri daerah disekitar desa ini, yang belum sempat kukunjungi, begini ceritanya:
Pada tahun 1985, tepat ketika romadhon, tempat kami tepatnya di daerah ini, terkena peceklik, bahkan anak-anak kami banyak yang mati kelaparan, gizi buruk, kebakaran, dan lain sebagainya, masjid kami terbakar, dan kini hanya tinggal musola usang yang jarang dipakai lagi, tepat itu pula kami meyakini, bahwa kristenisasi telah terjadi, entah bagaimana ceritanya kami semua diberikan maka, minum, pakaian, obat bahkan uang bagi yang mau pundah agama dari islam, semenjak itu pula kehaduran dokter muda dari jogja, yang menantang habis-habisan kristenisasi yang mewabah didaerah ini, dengan segala daya dan upaya tokoh missionaris tersebiut menjobloskan doktermuda tersebut ke penjara dengan tudingan bahwa beliau tidak mau memberikan pengobatan pada masa peceklik tersebut, akhirnya dokter muda tersebut meninggal tertembak saat menyelamatkan ibunya yang akan dibaptis. Setwelah itu tepat ketika romadhon yang ke 17, tokoh missionaris itupun melarikan diri ke luar negeri setelah memporak-porandakkan semua yang ada dikampung ini, sungguh kejam pada masa itu, ” mengapa mereka berhenti pak RT? Ya mereka dilaporkan ke pemerintah oleh seorang nyai berjiwa besar, dia adalah ibu dari sang dokter yang tertembak, untuk menyelamatkan ibunya tersebut, sungguh berjasa. ” tapi mengapa sampai saat ini romadon dodesa ini begitu sepi, seperti tiada istimewanya dalam menyambut dan menjalani romadon ini, ” yah memang tradisi tersebut kami tidak bisa mempertahankannya, kami belum bisa melupakan kejadian 25 tahun yang lalu, yang akibatnya pada anak cucu kami, mereka tidak bisa merasakan keindahan dan keistimewaan dalam romadhon, kami hidup dalam kondisi terbebani akan trauma. ” lalu siapakah nyai yang dimaksud pak ? nyai tersebut adalah ... tangan pak RT langsung menunjuk pada sebuah surau yang ada dihadapan kami, maksud pak RT nyai wahda? Betul nak, beliau adalah pahlawan kami, semua patuh pada beliau, apapun yang beliau katakan padakampung disini, akan dituruti. Namun beliau tidak pernah menyuruh kami untuk melupakkan duka itu, sebab anak semata wayang nya dokter hilda tertembak pada peristiwa tersebut, mungkin beliau masih belum bisamelupakan dan mengikhlaskan semua kejadian yangmenimpa pada dirinya. Tapi saya yakin umatislam yangberada disini sangat taat, namun, segala bentuk peribadatan hanya bisa dilakukan masih secara sendiri-sendiri, kami takut kejadian 25 tahun yang lalu akanterjadilai, terlebih sekarang ini adalah bulan romadhon, yang justru ditakuti o leh warga sini yang pernah mengalami dan menyaksikan sendiri secara langsung... ya begitulah akhir cerita di kampung sini, saya harapkan semoga anda ini bisa mengobati luka kami dibulan romadhon, agar bisa merassakan nikmatnya berpuasa tanpa khawatir akan peristiwa 25 tahun lalu akan datang kembali, kami rindu suasana kecil kami dulu, saat saya berumur 15 tahun, semarak romadhon begitu terasa, masjid begitu ramai, tiada perpecahan antar umat beragama, namun saat ini, semuanya berubah drastis. Ya Allah ditengah maraknya bulan suci romadhon ini, tepat 17 romadhon, adda banyak saudara
Saudara kita yang terutama generasi anak bangsa yang belum merasakan bebasnya dari belenggu vpermassalahan beragama, akibat generasi lama yang belum bisa mengobati lukanya pada peristiwa 25 tahun yanglalu.
Terlebih bulan ini adalah bulan mulia, yang harus disambit dengan suka cita, 17 romadhon adalah peristiwa terpahit bagi penduduk disini, tidak bisa merasakan kebebasan merayakan kebahagiaan, menyambut suka cita padahal ditanggal tersebut dimana nabi mendaoatkan wahyunya dari Allah SWT, ya Allah semoga hamba bisa merubah kampung ini, megobati luka trauma yang menjadi beban dalam beribadah, s4emoga nyai wahdah bisa membantuku agar beliau bisa mengikhlaskan peristiwa 25 tahun yang lalu, dan bisa mengajak semua warga disini agar bisa menuikmati indahnya romadhon ditanggal 17 ini,” doaku sebelum pamit pada pak RT yang telah memberikan info panjang lebar, pak terima kasih atas infonya, insya Allah ini bermanfaat, dan bisa membawa perubahan kelak. ”amiin, semoga, kalo begitu pak RT harus ke kebun sebelah selatan dulu, ada yang harus bapak garap disana, assalamualikum?, ia pak walaykumsalam....
≈≈≈
puas rasanya setelah berbincang dengan pak RT ya Allah semoga skripsiku tidak hnaya layak dimata dosenku, tapi semoga skripsiku ini bisa menjadi ladang amal untuk disurga kelak, pintaku begitu semangat ketika sudah sapai dikamar, langsung kubuka kameraku, dan kumasuukan dalam laptop yang sedari tadi sudah menyala. Subhanallah, aku terkaget-kaget, ternyata dimusola usang tersebut, ada segelintir orang yang solat berjama’ah, namun hanya 5 orang saja, mengapa tadi aku tak melihatnya,?. ”Keberanian untuk menegakkan kebenaran msaih belum bisa diterapakan, karena mereka begitu menghormatiku seperti melebihi penghormatan kepada sang pencipta, karena nyai belum bisa melepaskan dan mengikhlaskan kepergian hilda anak nyai, hingga warga disini, begitu patuh dan tunduk pada nyai, bahkan nyai pernah melarang warga untuk beribadah secara berjamaah, karena nyai takut akan peristiwwa tersebut terlebih dibyulan ramadhan ini, ” nyai seketika bercerita didepan pintu kamar yang dipnjam oleh reihana, sesekali menagis berurai air mata, aku pun langsung memeluk nyai, seperti ku memeluk ibuku 15 tahun yang lalu sebelum Allah menjemputnya pulang. ”nyai mari kita duduk ditaman, agar hati nyai tenang,” pintaku. Kamipun beranjak dari kamarku. Dan mulai bertukar fikiran, ’nyai, Allah itu begitu sayang pada hambanya, termasuk nyai, insya Allah peristiwa kelam itu tidak akan datang kembali selagi keimanan kita terus dijaga, tidak hanya nyai, tetapi seluruh umat beragama islam yang ada disini, dan almarhum dokter hildan, pasti akan senang kalo melihat nyai begitu semangat lagi untuk bisa menjadi tauladan lagi dikampung ini,. Sebenarnya nyai ingin sekali kembali seoerti dahulu, merayakan idahnya romadhon, bersama umat isalam disini, tapi nyai malu, belasan tahun, nyai melarang mereka beribadah secara bersama ketika romadhon, nyai ingin sembuh, dengan luka trauma yang mendalam ini, YaAllah nyai, luka itu akan hilang, bila kita bisa mengiklaskannya karena Allah,. Nyai sadar, apa yang telah dilakukan selama ini salah,. Hati nyai sudah kotor, dipenuhi trauma dan kebenaran, ” tidak nyai, oleh Allah akan dibersihkan hati nyai, bahkan seputih kertas tanpa noda seperti bayi yang baru dilahirkan.
≈≈≈
Allahu akbar 2......
Astagfirullah,,, sudah jam 3 pagi,, subhanallah, apa saya mimpi, mendengar adzan dipgi buta ini, membangunkan sahur seperti beberapa tahun silam dikampung ini?, langsung kucari nyai, ternyata nyai tidak ada dikamarnya, dan kusegera mengambvil senter dan kamera setelah kerudung hijau kutanggalan dikepalaku.
Subhanallah orang-orang sudah beramai-ramai menunaikan tahjjud bersama, sebuah pemandangan yang tak terlupakan dimusola usang, yang ternyata dibersihkan langsung oleh nyai dan pak RT, YA Allah aku ... langsung kusujudkan kepalaku ditanah bandung selatan sebagai saksi perjuangan atas pengobatan luka di 17 romadhon,,
Bangun nak reihana, eh bu RT ucapku malu, terimaksih atas segala nasihat yang diberikan nak reihan, pada nyai, semalam nyai bertandang kerumah pak RT, dan mencertitakan semuanya, ” tidak bu RT SEBENARNYA DILUBUK HATI NYAI SUDAH TERSIMPAN HATI YANG BERSIH DAN LEMBUT TINGGAL BAGAIMANA KITA BISA MEMBERIKAN PENGERTIAN dan kasih sayang pada beliau, semenjak anaknya meninggal, kasih sayang tercampakkan, dan tinggal kinikuta yang bisa membahagiakannya dan kita sama-sama mengobati luka 24 tahun yang lalu, dan menguburnya sekaranga juga, jadikan semua peristiwa menjadi pelajaran yang sangat berharga, agar anak cucu kelak bisa mengambil ibrah dan kita semua bisa merasaskan indahnya ramadhan sampai sebulan penuh tanpa khawatir dibayangi oleh peristiwa di 17 romadhon dikampung ini, dan ajarkan serta tanamkan, agar kita mengenang peristiwa 17 romadhon dimana Al-Quran diturinkan oleh Allah kepada nabinya bukan mengenang peristiwa pahit hingga kita mengornbankan suka cita ysng menjadi milik kita... ammmmiiiin sontak seluruh warga mengamini ucapan raihana.
Usai solat tahjud bersama, nyai pun mendekati reihana, bagaiman nduk skropsimu, sudah bab berapa?, ah nyai insya Allah sebentar lagi, dan saya tidak bermaksud untuk memanfaatkan keadaan ini untuk dijadikan skripsi, walah nduk, ndak apa, tulis aopa adanya, jadikan ini sebagai ladang dakwah.
Nyai titip pesan, semoga nduk bisa main kesini lagi, menjenguk nyai, dan semoga kampung disini, tetap menjadi kmpung yang taat beragama.
Doakan saya juga nyai semoga cepat lulus s1, ammiiin.
≈≈≈
gimana burung elang, apa kau paham dengan ceritaku,,,
ramadhan 1431 H...
suara ketikan dengan jari memailnkan keyboardku telah menemaniku semalam suntuk setelah tarawih di asrama indonesia di jepang, akhirnya tesisku rampung juga besok aku harus bertwmu dengan prof. Mizuhi nisino, ya Allh terima kasih atas pelajaran yang berikan padaku, dengan peristiwa di bandung selatan dulu, ketika aku menyusun skripsi, begitu memberiku ewarna dan kekuatan agar akyu tetap bisa bertahan dimanapun, bahkan diluar negeri denagn komunitas minor beragama islam,,.... dan tetapmerasakan indahnya pusas dan menyambut suka cita romadhon dari bandung selatan hingga kota kyoushu, di jepang....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar