scient

scient
aboutz meE

Sabtu, 14 Mei 2011

nutrisi dan inflamasi periodontal

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Nutrisi adalah komponen pada health care termasuk dalam kedokteran gigi. Sistem nutrisi berperan dalam pertumbuhan normal, pembangunan, dan pemeliharaan pada jaringan periodontal, meningkatkan respon imun, penting untuk penyembuhan luka, dan berpengaruh terhadap resistensi pada infeksi periodontal. System nutrisi ini mempengaruhi kesehatan oral dan juga kesehatan sistemik (Risbeck A, 2010).
Kekurangan nutrisi bukan sebagai penyebab utama penyakit periodontal, namun keadaan ini memperparah penyakit tersebut. Menurunya respon imune host juga akan meningkatkan resiko dan keparahan penyakit periodontal. Banyak nutrisi berperan penting pada fungsi dan produksi imune cell. Status nutrisi berpengaruh terhadap produksi dan pelepasan dari cytokines dan aksinya (Ritchie and Enwonwo, 2007)
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi perlu bimbingan diet vitamin dan mineral tubuh secra tepat. Kelebihan maupun kekurangan vitamin dan mineral tersebut dapat memberikan dampak yang kurang baik terhadap tubuh. Salah satu contoh yaitu rendahnya tingkat asam askorbat akan mempengaruhi metabolisme kolagen dalam periodonsium, sehingga mempengaruhi kemampuan jaringan untuk regenerasi dan memperbaiki sel (Ritchie and Enwonwo, 2007)
Untuk itu seorang dental hygienist hendaknya mengetahui peranan nutrisi terhadap penyakit periodontal. Selain itu dental hygienist juga dituntut mampu memberikan edukasi diet nutrisi yang tepat kepada pasien dalam kaitannya dengan penyakit periodontal.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran nutrisi dalam membantu penyembuhan maupun pencegahan terhadap inflamasi periodontal?
2. Bagaimana peran dental hygienist dalam edukasi kepada pasien mengenai nutrisi untuk membantu penyembuhan maupun pencegahan inflamsi periodontal?


Tujuan Penulisan
1. Mengetahui peran nutrisi dalam membantu penyembuhan maupun pencegahan terhadap inflamasi periodontal
2. Mengetahui edukasi nutrisi yang tepat oleh seorang dental hygienist kepada pasien untuk membantu penyembuhan maupun pencegahan inflamsi periodontal
















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Jaringan Periodontal
Penyakit periodontal adalah salah satu penyakit yang frekuensinya paling banyak menyerang anak-anak dan remaja sehingga dapat dikatakan, tidak hanya terbatas pada orang dewasa.Sebelum membahas tentang penyakit periodontal, harus diketahui terlebih dahulu jaringan periodontal itu sendiri.
Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi sebagai penyangga gigi, terdiri dari gingiva, sementum, ligamen periodontal dan tulang alveolar.

Gingiva
Gingiva merupakan bagian dari jaringan periodontal yang tersusun dari epitel berkeratin dan jaringan ikat ( Gray dkk, 2005). Gingiva berfungsi sebagai pelindung jaringan dibawah perlekatan gigi pada lingkungan rongga mulut. Gingiva sehat akan berwarna merah muda, tepinya seperti pisau dan scalop agar sesuai kontur gigi. Warnanya tergantung pada jumlah pigmen melamin, derajad keratinisasi epitel dan vaskularisasi (Eley dan Manson, 1993).
Ligamen Periodonsium
Ligamen ini terdiri dari serabut jaringan ikat kolagen, berwarna putih yang mengelilingi akar melekat pada prosesus alveolaris serta sebagai penghubung dua tulang
Tulang Alveolar
Suatu bagian dari tulang rahang yang menopang gigi-gigi , tulang ini sebagian bergantung pada gigi dan jika gigi tersebut tanggal akan terjadi resobsi tulang. Tulang ini juga akan mengalami remodeling sebagai respons pada stress mekanis dan kebutuhan metabolisme pada ion fosfor dan Ca. Remodeling pada gigi yang sehat adalah untuk mempertahankan volume keseluruhan dari tulang dan anatomi keseluruhan relatif stabil (Eley dan Manson, 1993).
Sementum
Jaringan ikat terkalsifikasi yang menyelubungi dentin akar dan tempat berinsersinya bundel serabut kolagen. Sementum dianggap sebagai tulang perlekatan dan merupakan jaringan gigi khusus dari jaringan periodontal.
Periodontitis
Penyakit periodontal adalah sebuah penyakit infeksius, penyebab utamanya adalah microbial biofilm ( bakteri ), disertai inflamasi, kehilangan tulang alveolar, dan kehilangan perlekatan secara klinikal. Pada kesehatan periodontal, keseimbangan antara bakteri dan resistensi host tubuh terhadap bakteri harus ada. Terdapat faktor lokal dan dan sistemik yang berpengaruh terhadap keparahan dan kemajuan dari penyakit periodontal. Faktor sistemik antara lain diabetes, merokok, stress, osteoporosis, status imune host,dan terdapatnya patogen subginggival yang berdampak pada penyakit periodontal
Periodontitis terjadi ketika infeksi menyebar dari gingiva hingga menuju tulang (Pyorrhea). Tulang sebagai pembantu penghubung akan hilang jika tidak diobati dengan baik (C.Joen, 1993). Periodontitis juga merupakan inflamasi jaringan periodontal yang ditandai dengan migrasi sel-sel epitel junctional ke apikal dan puncak tulang alveolar, dalam kondisi klinis akan terlihat peningkatan kedalaman probing, perdarahan saat probing, dan pembengkakan gingiva.
Inflamasi
Merupakan respon protektif yang penting dimiliki oleh organisme dalam melawan serangan musuh (contohnya, infeksi, trauma), dan inflamasi berperan utama dalam banyak penyakit kronis. Ketika organisme terkena serangan bakteri, inflamasi ikut serta dalam respon tubuh untuk melawan bakteri. Respon ini termasuk di dalamnya adalah akumulasi sel darah putih (fagosit leukosit) pada jaringan yang terinfeksi dan pelepasan produk yang melawan bakteri serta menarik leukosit dan mediator inflamasi menuju area infeksi. Leukosit teraktivasi melepaskan spesies oksigen reaktif (ROS) sebagai bagian dari serangan mereka dan mendorong kerusakan jaringan secara langsung maupun tidak langsung dengan merangsang produksi proinflammatory cytokines seperti interleukin-1 (IL-1) dan tumor necrosis factor-alpha (TNF-α). Mediator inflamasi lokal merubah nitrat oksida dan metabolit lipid. Respon terhadap serangan eksternal nampaknya berperan penting pada perkembangan penyakit kronis, terutama atherosclerosis.

Klasifikasi Periodontitis
Klasifikasi periodontitis adalah Dewasa Kronis, Dewasa Awitan Dini, Refraktori, NUGP, serta Periodontitis yang berkaitan penyakit sistemik.
Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses-proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit. Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh.
Pentingnya Nutrisi bagi Kesehatan Periodontal
Menurunnya respon imune host dan defisiensi nutrisi akan meningkatkan resiko dan keparahan penyakit periodontal. Banyak nutrisi berperan penting pada fungsi dan produksi imune cell. Status nutrisi berpengaruh terhadap produksi dan pelepasan dari cytokines dan aksinya.
Kekurangan nutrisi dapat mengurangi respon inflamasi terhadap patogen yang menyerang jaringan periodontal. Penelitian menunjukkan bahwa intake kalsium dan vitamin C yang rendah berhubungan dengan penyakit periodontal. Suatu penelitian juga menyebutkan bahwa intake kalsium yang rendah dapat meningkatkan keparahan penyakit periodontal.
Diet yang sehat memenuhi semua nutrisi yang penting untuk manghindari terjadinya defisiensi dan mempromosikan periodontal yang optimal dan kesehatan sistemik. Nutrisi yang berlebihan juga dapat meningkatkan resiko penyakit kronik, termasuk penyakit kardiovaskuler, diabetes dan beberapa kanker.
Fungsi nutrisi diantaranya untuk membangun dan melindungi struktur dan sistem tubuh serta meningkatkan kesehatan. Misalnya, beberapa nutrisi menyediakan substrat atau struktur untuk berbagai jaringan tubuh sementara yang lain berfungsi sebagai antioksidan, menetralkan kerusakan oksidatif bio-molekul. Banyak nutrisi yang diperlukan untuk produksi dan memaksimalkan fungsi tubuh yang penting untuk kesehatan, seperti hormon, enzim, atau koenzim dan untuk homeostasis pada sistem fisiologis. Beberapa nutrisi dapat digunakan sebagai sumber energi dan lain-lain yang diperlukan dalam berbagai tahap produksi energi. Pola diet yang sehat, konsisten dengan rekomendasi saat asupan nutisi bagi kesehatan sistemik, adalah sama bagi kesehatan periodontal.


















BAB III
PEMBAHASAN

Nutrisi untuk Perbaikan Inflamasi Periodontal
Penyakit periodontal merupakan inflamasi kronis yang sering dijumpai pada orang dewasa. Inflamasi kronis ini diperburuk oleh faktor resiko seperti diabetes, stres, osteoporosis, status imun, genetik (genotip IL-1 ), malnutrisi, merokok, dan adanya patogen subgingiva pada penyakit periodontal.
Peran Nutrisi dalam Mengatur Inflamasi Periodontal
Efek sistemik utama pada inflamasi atau inflamasi lokal adalah Acute Phase Response (APR) atau fase respon akut. Cytokin diproduksi dan diangkut melalui aliran darah untuk merespon inflamasi lokal. Cytokin akan menstimulasi hati untuk mensintesis dan mengeluarkan Acute Phase proteins (APPs) seperti CRP.
Inflamasi sistemik akan menyebabkan perubahan komposisi tubuh, mempengaruhi penggunaan berbagai macronutrien (lemak, karbohidrat, dan protein) serta meningkatkan kebutuhan sel akan vitamin-vitamin penting dan mineral (mikronutrien). Inflamasi juga menyebabkan terpecahnya protein dan lemak hilangnya massa otot, hal ini akan menstimulasi semakin banyak dikeluarkannya APPs. Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan meningkatnya kebutuhan tubuh akan nutrisi dari makanan terutama pada orang dengan kondisi malnutrisi.
Meningkatnya produksi ROS (spesies oksigen reaktif) memerlukan kebutuhan tinggi untuk nutrisi yang terlibat dalam pertahanan antioksidan : Zn, Cu dan Se. Keadaan inflamasi mendukung penurunan jumlah glutathione sistemik (menurunkan level glutathione [GSH] ). Fungsi GSH termasuk di dalamnya pertahanan antioksidan dan regulasi imun. Vitamin piridoksal fosfat (B6) dan riboflavin (B2) penting dalam mempertahankan status GSH. Selenium memiliki fungsi oksidasi-reduksi yang penting dan enzim selenium-dependent GSH yang terlibat dalam penurunan lipid rusak dan fosfolipid hidroperoksida yang membahayakan produk.
Mikronutrien yang lain seperti beta-karoten dan vitamin A, C dan E dapat habis selama inflamasi. Mitokondria membantu secara signifikan pada beban intraseluler ROS dan sebuah studi telah menyarankan bahwa vitamin C diet memasuki mitokondria yang perlindungannya melawan injuri oksidatif. Di samping peran mereka dalam berbagai fungsi imun, vitamin ini terlibat dalam pemeliharaan integritas struktural dan fungsional dari jaringan epitel dan parameter metabolik dan fisiologikal yang berhubungan dengan kesehatan periodontal.
Pada umumnya, omega-3 (n-3) polyunsaturated fatty acids (PUFAs), yang ditemukan pada ikan seperti salmon dan kacang seperti walnut, ditambah monounsaturated fatty acids, yang ditemukan pada alpukat, minyak zaitun dan minyak canola, mengurangi produksi proinflammatory cytokine. Asupan diet yang cukup dari n-3 PUFAs meningkatkan konsentrasi jaringan dari tipe asam lemak (contohnya asam eikosapentaenoat dan asam docosahexanoat) yang mengatur inflamasi. Studi menyarankan metabolit n-3 PUFAs dapat berperan sebagai “sinyal stop” dalam mencegah kerusakan jaringan neutrophil-mediated. Studi pada hewan menyatakan efek positif, efek modulasi n-3 PUFAs pada inflamasi gingival. Studi pada manusia terbatas tetapi kurang menjanjikan.
Panduan Diet
Seorang Dental Hygienist harus mampu memberi panduan diet bagi pasien untuk mendukung kesehatan periodontalnya. Panduan diet yang terkenal antara lain adalah Dietary Guidlines for Americans 2005 sebagai berikut
Kecukupan gizi dengan kebutuhan kalori
• Mengkonsumsi sejumlah makanan padat nutrisi dan minuman yang mengandung nutrisi yang sesuai. Membatasi asupan lemak jenuh dan lemak trans, kolesterol, gula tambahan, garam dan alkohol.
• Direkomendasikan dalam memenuhi kecukupan energi mengadopsi pola makan seimbang seperti Food Guide dari USDA (U.S. Department of Agriculture) atau Eating Plan dari DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension).
Kelompok makanan yamg Dianjurkan
• Mengkonsumsi sejumlah buah dan sayuran ketika memenuhi kebutuhan energi, 2 cangkir buah dan 2,5 cangkir sayuran per hari direkomendasikan untuk asupan 2000 kalori dengan jumlah yang lebih tinggi atau lebih rendah tergantung pada tingkat kalori.
• Memilih jenis buah dan sayuran tiap hari.
• Mengkonsumsi 3 ons atau lebih yang setara dengan produk gandum per hari.
• Mengkonsumsi 3 cangkir susu bebas lemak atau susu rendah lemak per hari.
Lemak
• Mengkonsumsi kurang dari 10% kalori dari asam lemak jenuh dan kurang dari 300 mg/hari kolesterol dan menjaga konsumsi asam lemak trans serendah mungkin.
• Menjaga asupan total lemak antara 20-35% kalori dengan sebagian besar lemak yang berasal dari sumber asam lemak poliunsaturated dan monosaturated, seperti ikan, kacang dan minyak ikan.
• Ketika memilih dan menyiapkan daging, unggas, kacang kering dan susu harus diutamakan yang bebas lemak atau rendah lemak.
• Membatasi asupan lemak dan minyak pada asam lemak jenuh dan asam lemak trans, dan memilih produk yang rendah kandungan lemak dan minyaknya.
Karbohidrat
• Memilih buah, sayuran dan gandum yang kaya serat.
• Memilih dan menyiapkan makanan dan minuman dengan sedikit tambahan gula atau pemanis seperti yang disarankan Food Guide dari USDA dan Eating Plan dari DASH.
• Mengurangi kejadian gigi karies dengan mempraktekkan kebersihan mulut yang baik dan mengkonsumsi gula dan makanan yang mengandung kacang dan minuman dengan frekuensi rendah.
Sodium dan Potasium
• Mengkonsumsi kurang dari 2300 mg (kira-kira 1 sendok teh garam) sodium per hari.
Memilih dan menyiapkan makanan dengan sedikit garam. Pada waktu yang bersamaan mengkonsumsi makanan yang kaya potasium seperti buah dan sayuran


BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Nutrisi secara keseluruhan sangatlah penting bagi kesehatan jaringan periodontal. Pada inflamasi sistemik akan menyebabkan terpecahnya protein dan lemak, hilangnya massa otot, perubahan komposisi tubuh, mempengaruhi penggunaan berbagai macronutrien serta meningkatkan kebutuhan sel akan vitamin-vitamin penting dan mineral (mikronutrien). Kondisi ini membutuhkan nutrisi lebih untuk proses pemulihan jaringan.
Seorang dental hygienist perlu memahami asupan nutrisi serta panduan diet untuk pasien sebagai bekal dalam memberikan konseling dalam dunia kerja nanti.














DAFTAR PUSTAKA
Carranza’s, 2006. Clinical Periodotology. 10 th Ed. Elsevier: China
C.Joen M Berns, DMD, 1993.Understanding Periodontal Disease. Quintessence books:
Hongkong
Eley dan Manson, 1993. Buku Ajar Periodonti. Hipokrates: Jakarta
Gray dkk, 2005. Silabus Periodonti. Ed. 4 thEGC: Jakarta

Rabu, 11 Mei 2011